Pernahkan
Anda disaat mengerjakan shalat terburu-buru karena ada pekerjaan yang
penting yang harus segera Anda lakukan? Atau pernahkan Anda
mengulur-ulur waktu Shalat karena sibuk dengan pekerjaan Anda? jika
pernah, berarti Anda jujur pada diri sendiri. Pertanyaan berikutnya
tidak perlu dijawab: Mengapa kita terburu-buru? bukankan kita sudah
yakin bahwa semua apa yang ada dilangit dan dibumi bergerak atas Izin
Allah?
Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya:
”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah”. (At-Taghaabun 11)
Sering
kali kita tidak melibatkan diri kita dengan setiap firman-firman Allah
dalam memahami petunjuk-petunjukNya. Seolah-olah dalil itu hanya untuk
orang lain atau makhluk lainnya, sementara kita adalah makhluk lain lagi
yang hanya sebagai penonton dari petunjuk Allah.
Menurut
guru saya dalam materi beliau tentang Alqur'an Tematik, cara terbaik
dalam membaca Alqur'an adalah dengan melibatkan diri sendiri dalam
setiap ayat-ayat Alquran itu sendiri. Seperti ayat At-Taghaabun ayat 11
diatas, agar mudah memahami dan merealisasikannya, kata "seseorang"
didalam ayat tersebut diubah menjadi Nama kita sendiri (perubahan nama
tersebut cukup didalam hati saja karena kita tidak ingin dikatakan
mengubah arti Alquran), sehingga kita merasa ayat itu turun langsung
dari Allah SWT kepada diri kita. jadi sebagai contoh: jika nama Anda
adalah Lukman (Nama penulis sendiri) maka terlihat menjadi:
>>Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa "Lukman" kecuali dengan ijin Allah<<
Kemudian
Rasakan bedanya.... Disaat kita membaca kalimat yang kedua tersebut,
Kita terasa sudah menjadi bagian dari Ayat tersebut, bukan lagi jadi
penonton ayat-ayat Allah.
Kembali
lagi ke permasalahan diatas, disaat kita sudah yakin bahwa pekerjaan
yang akan kita lakukan itu sudah diataur oleh Allah, dan kita tidak akan
mendapat musibah jika tidak dapat izin Allah, mengapa kita masih
me-nomordua-kan Allah didalam kehidupan kita? Buat apa buru-buru dalam
shalat yang membuat kita tidak fokus beribadah kepada Allah sementara
Allah yang akan membereskan semua masalah kita.
Ayat lain mengatakan:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya " ( Ar-ra'd:11 ).
Memang nasib kita tidak akan berubah jika kita hanya berdoa dan shalat saja diatas sajadah, kita butuh ikhtiar, namun tahukah Anda siapa yang mengizinkan kita agar bisa berikhtiar? Allah juga lah yang mengizinkan. ikhtiar kita itu adalah ikhtiar yang semampu kita, Allah tidak membebani hambaNya dengan sesuatu diluar batas kemampuan hambaNya. Jadi sudah sepantasnya kita serahkan segalanya kepada Allah untuk diselesaikan, kita hanya sebagai pelaksana saja.
Sumber: Titik Husna (www.titikhusna.com) |
Saya mulai fokus menonton YM ini dari sebelumnya bermula karena Adik saya titik husna
yang baru-baru ini telah mendapat hidayah, karena telah mengikuti
ceramah YM melaui Youtube. "Kejatuhannya" didalam berbisnis membuat ia
sadar bahwa semua yang Adik saya lakukan adalah karena kehendak Allah.
Sebelum
Titik Husna "jatuh", titik selalu rajin mengerjakan shalat, baik
shalat fardu maupun shalat sunat seperi shalat duha, namun
mengerjakannya sering terburu-buru karena mengejar waktu, ada hal lain
lagi yang menurutnya penting yang harus segera dilaksanakan. Dia
menganggap bahwa jika pekerjaannya tidak segera ia kerjakan maka akan
terjadi banyak kerugian yang akan dia alami.
Namun jika sekarang kita tanya kepada Titik Husna tentang bagaimana cara melunasi hutang-hutang yang dulu? dengan gampang beliau menjawab, Semua sudah diatur Allah, Allah yang akan membayarnya, dan ternyata memang terbukti meskipun cicilan ke bank tergolong tidak kecil namun tetap saja ada jalan yang diberikan Allah untuk melunasi hutangnya setiap bulan.
Namun jika sekarang kita tanya kepada Titik Husna tentang bagaimana cara melunasi hutang-hutang yang dulu? dengan gampang beliau menjawab, Semua sudah diatur Allah, Allah yang akan membayarnya, dan ternyata memang terbukti meskipun cicilan ke bank tergolong tidak kecil namun tetap saja ada jalan yang diberikan Allah untuk melunasi hutangnya setiap bulan.
kata YM dalam salah satu judul ceramahnya:
"Allah dulu, Allah lagi, Allah terus".
- Allah dulu: yaitu mendahulukan segala kegiatan apapun dengan berdoa kepada Allah, melaporkan apa yang akan kita kerjakan kepada Allah. disaat kita masih sekolah TK dan SD selalu diajarkan doa-doa sebelum mengerjakan kegiatan-kegiatan sehari-hari, namun semakin besar kita semakin jauh kita dengan doa-doa tersebut, seharusnya kita bisa lebih memahami makna doa-doa yang sudah kita hafalkan sejak kecil bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan haruslah dengan izin Allah.
- Allah lagi: setelah kita memulai pekerjaan tersebut jangan lupa terus mengingat Allah dan berkomunikasi kepada Allah atas proses-proses kegiatan yang kita lakukan baik kegiatan tersebut lancar-lancar saja, apalagi kegiatan tersebut sedang terkendala sesuatu datanglah ke Allah lagi.
- Allah terus: Setelah kegiatan tersebut berhasil, teruslah mengingat Allah, bersyukurlah kepada Allah, yakinlah bahwa Allah lah yang mengizinkan kita berhasil menyelesaikan kegitan tersebut.
Note:
Artikel
Melibatkan Allah dalam Setiap Helaan Nafas merupakan tulisan yang
sangat berat saya tulis, sudah hampir setahun artikel ini baru ada
judulnya saja, sangat susah mengatakan sesuatu sementara kami sendiri
belum mampu melaksanakannya. Namun dengan niat karena mengharap Ridha
Allah. Kami coba mengulas artikel Melibatkan Allah dalam Setiap Helaan
Nafas siapa tau dengan kami tuliskan di blog ini, lebih membekas di hati
kami dan semoga juga bermanfaat bagi pembaca Autada semua.